5 Ksatria Airlangga Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta UNAIR berhasil lolos tahap pendanaan dari Kemendikbud-Ristek RI, beranggotakan Muhammad Fahmi, Anisa, Istiana Putri, Farra Dibha Nur Hakiki, dan frederick Liui berasal dari fakultas sains dan teknologi program studi Biologi (Sumber: Dokumentasi pribadi).

Didampingi oleh Prof. Dr. Ni’matuzahroh, tim ini mengusung gagasan mengenai degradasi plastik oleh mikroorganisme.

Berdasarkan data yang sudah ada belakangan ini, Indonesia memiliki jumlah penggunaan plastik yang menyebabkan munculnya limbah plastik yang pesat. Limbah plastik apabila dibiarkan terus menerus dapat mengganggu pencemaran lingkungan dan akan membahayakan lingkungan sekitar. Dengan adanya permasalahan tersebut, muncullah ide menarik dari salah satu tim yaitu Muhammad Fahmi yang biasa disebut Fahmi sebagai ketua tim. Anggota tim yang saat itu sedang melakukan riset ekofisiologi, menemukan plastik berisi limbah daun Diospyros javanica dengan kondisi yang dipenuhi tonjolan-tonjolan. Tonjolan-tonjolan tersebut terlihat menembus plastik, dan menyebabkan plastik tersebut bolong. Dengan adanya fenomena tersebut, salah satu tim menduga dan mengasumsikan bahwa lubang pada plastik tersebut bukan disebabkan karena tusukan atau kerusakan yang biasa, melainkan disebabkan karena adanya mikroorganisme.

Sebagai mahasiswa dari program studi Biologi, didapatkan sebuah pemikiran yang menarik dengan adanya penemuan plastik dengan tonjolan tersebut. Salah satu tim menduga bahwa mikroorganisme yang berhasil menembus plastik tersebut memiliki kemampuan dalam mendegradasi plastik.

“Nah, lihat plastik ini, plastiknya bolong, dan di plastik ini terdapat mikroorganisme seperti kapang. Hmm, sepertinya kapang ini merupakan kapang pendegradasi plastik deh. Gimana kalau fenomena ini kita jadikan riset melalui PKM?” Ujarnya saat itu.

Fahmi, dan tim menggagas ide tersebut sebagai solusi untuk menangani limbah plastik di Indonesia. “Limbah plastik di Indonesia ini semakin harinya semakin meningkat. Banyak masyarakat Indonesia melibatkan plastik dalam kegiatan sehari-hari” Jelasnya. Salah satu anggota tim yang lain juga berpendapat sama terkait hal tersebut. “Seandainya benar fenomena bolongnya plastik tersebut disebabkan oleh adanya kapang yang menggunakan sumber karbon dari plastik, kita bisa mengurangi jumlah limbah plastik dengan aksi biodegradasi oleh kapang” tutur salah satu anggota tim.

Penemuan menarik tersebut diangkat menjadi ide baru untuk mengikuti program PKM, khususnya pada bidang Riset (RE), dengan harapan sampel daun yang ditemukan tersebut dapat dilakukan isolasi dan pemurnian dari mikroorganisme khususnya kapang tersebut, dan diuji seberapa besar potensi dari kapang tersebut dalam menggunakan karbon sebagai sumber nutrisinya “Kami mengangkat tema ini ke dalam PKM-RE, karena ingin melakukan riset untuk memastikan potensi kapang tersebut dalam mendegradasi plastik. Harapan kami, penemuan ini akan menjadi solusi bagi penanganan limbah plastik di Indonesia yang ramah lingkungan, karena menggunakan agen biologis sehingga hasil akhir dari proses degradasi bukan merupakan agen toksik” Ujar salah satu tim.

Penemuan ini diharapkan mampu berkontribusi kepada Universitas Airlangga, khususnya Program Studi Biologi, dimana isolat dari hasil riset akan disumbangkan ke Airlangga Collection Culture (UACC) untuk dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai potensi khusus dari riset biodegradasi menggunakan kapang ini.