Pasca pandemi COVID-19 yang telah menghantam banyak sektor bisnis, usaha budidaya anggrek tetap bertahan dan menunjukkan prospek yang cerah. Permintaan pasar dunia terhadap anggrek Indonesia terus meningkat karena keindahan dan variasi jenisnya. Akan tetapi, teknik budidaya anggrek menggunakan biji sulit dilakukan karena anggrek tidak memiliki endosperma sehingga sulit dikecambahkan. Beberapa anggrek telah berhasil dikecambahkan oleh petani tetapi ada beberapa anggrek eksotis yang masih terkendala.
Menanggapi permasalahan tersebut, dosen dari Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan kepada Kelompok Tani Sanderiana. Dengan tema “Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Petani Anggrek Kelompok Tani Sanderiana Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu Jawa Timur melalui Pelatihan Kultur Jaringan untuk Budidaya Anggrek yang Terancam Kepunahan,” yang telah dilaksanakan pada bulan Juli -Oktober 2024 di “DD Orchid Nursery” di Kota Batu.
Kegiatan ini diawali dengan penjaringan masalah yang dihadapi para petani anggrek, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan. Pelatihan diawali pada tanggal 11 Agustus 2024, meliputi materi kuliah dan praktek, selanjutnya dilakukan evaluasi hasil penanaman pada tgl 11 September 2024 dan terakhir pada tanggal 11 Oktober 2024.
Adapun tim kegiatan ini dilaksanakan adalah Dwi Kusuma Wahyuni, Ph.D., Prof. Hery Purnobasuki, Ph.D., Prof. Dr. Edy Setiti Wida Utami, M.S., Dr. Junairiah, S.Si., M.Kes., dan Dr. Hamidah, M.Kes. Selain ada tim dosen, pelaksanaan ini juga dibantu oleh mahasiswa. Pada kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa Internasional peserta program AEGIS (summer program Fakultas Sains dan Teknologi Unair). Dwi Kusuma Wahyuni, selaku ketua kegiatan ini menyampaikan: “Melalui kegiatan pelatihan ini, kami ingin membantu petani anggrek “Kelompok Tani Sanderiana” agar mampu memproduksi bibit anggrek dengan teknik kultur jaringan secara mandiri sehingga dapat menjamin ketersediaan bibit anggrek yang bermutu, efisien, dan berkelanjutan. Selanjutnya melalui kegiatan ini juga sebagai upaya mengenalkan kekayaan anggrek Indonesia ke mahasiswa International.” Kegiatan ini juga didukung oleh Taman Husada Graha Famili untuk mempromosikan jenis-jenis anggrek yang berkhasiat obat.
Pada pengmas ini, peserta diajak untuk mengenal anggrek endemik Indonesia dan cara budidayanya. Selanjutnya peserta juga mempraktikkan secara langsung teknik kultur jaringan untuk memproduksi bibit anggrek yang berkualitas. Pertama-tama, Prof. Edy Setiti Wida Utami, selaku pemateri, memaparkan pengetahuan dasar tentang anggrek dan mengenalkan berbagai teknik kultur jaringan yang digunakan untuk perbanyakan bibit anggrek.
Selanjutnya, dilaksanakan demo metode budidaya kultur jaringan anggrek, dan diikuti oleh masing-masing peserta mempraktikkan secara langsung teknik yang diajarkan dengan dampingan para dosen dan mahasiswa. Pada kesempatan ini, peserta didampingi melakukan teknik perbanyakan tanaman anggrek menggunakan mata tunas sebagai bahan kultur. “Kelihatan, ya. Nanti itu dicuplik pakai pisau steril,” papar Dwi Kusuma Wahyuni sambil memperagakan proses pengambilan mata tunas pada tanaman anggrek. Beliau melanjutkan, setiap sel pada mata tunas tersebut, ketika berhasil ditanam pada media akan berkembang menjadi tanaman utuh. Tidak hanya diikuti oleh masyarakat petani anggrek, pengmas ini juga diikuti oleh mahasiswa magang yang bertugas di “DD Orchid Nursery” dari berbagai universitas. Semua peserta sangat antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan berterima kasih atas terselenggaranya pengmas ini. “Selama ini yang kita tahu kan menanam, merawat, gitu ya, memupuk, dan sebagainya. Ternyata baru tahu beberapa perkembangbiakan khususnya tanaman anggrek melalui kultur jaringan dari yang telah dipaparkan tadi,” ungkap salah satu peserta pada sesi testimoni.