Universitas Airlangga (UNAIR) melalui kegiatan Airlangga Community Development Hub (ACDH) kembali menegaskan komitmennya dalam implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan berfokus pada pengembangan potensi lokal di kawasan pesisir Banyuwangi. Program yang dilaksanakan di Desa Wringinputih dan Desa Kalipait pada 18–19 Oktober 2025 ini secara spesifik menyoroti upaya konservasi ekosistem daratan dan inovasi pertanian berkelanjutan.
Pelatihan Pembuatan Biofertilizer untuk Pertanian Berkelanjutan
Di Desa Wringinputih, tim ACDH UNAIR memfokuskan program pada pengembangan potensi agraria yang ramah lingkungan. Tim dari Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), UNAIR yang diwakili Dr. Fatimah, M.Kes, dan Prof. Dr. Ni’matuzahroh memberikan pelatihan intensif mengenai pembuatan pupuk hayati (biofertilizer).
Inisiatif ini dirancang untuk mendorong praktik pertanian yang lebih sehat dan mengurangi ketergantungan masyarakat pada pupuk kimia. Dengan beralih ke pupuk hayati, diharapkan dapat tercipta peningkatan hasil panen yang berkelanjutan sambil menjaga kualitas lingkungan. Upaya ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dan SDG 15 (Ekosistem Daratan).
Edukasi dan Konservasi Avifauna Mendukung Ekowisata Kalipait
Sementara itu, program di Desa Kalipait difokuskan pada pengembangan ekowisata berbasis edukasi dan konservasi. Departemen Biologi yang diwakili Dr. Moch Affandi bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) dan Kelompok Studi PEKSIA menjalankan program yang berkaitan dengan konservasi burung (avifauna).
Tim ini membimbing masyarakat lokal dalam pembuatan media edukasi yang menyoroti pentingnya konservasi serta fungsi ekologis dari dunia burung di kawasan tersebut. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat agar mampu menjadi pemandu wisata profesional yang tidak hanya menjual keindahan alam, tetapi juga memberikan edukasi lingkungan.
Keberhasilan program ACDH ini mendapat sambutan positif dan dukungan penuh dari berbagai pihak di Banyuwangi. Abdillah Baraas, General Manager Geopark Ijen, menyampaikan apresiasinya dan berharap agar kegiatan ini dapat terus berlanjut. Menurutnya, program ACDH UNAIR sangat mendukung pilar UNESCO Geopark yang berfokus pada konservasi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, para petani dari Desa Wringinputih juga menyatakan dukungan mereka terhadap keberlanjutan program ini, terutama untuk otomatisasi pertanian dan pemasaran produk.
Kegiatan ACDH ini menjadi bukti nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menciptakan dampak positif yang holistik, mulai dari inovasi pertanian ramah lingkungan (biofertilizer) hingga penguatan konservasi berbasis komunitas (avifauna/burung), sekaligus mengakselerasi pembangunan daerah secara efektif dan berkelanjutan.