Kelompok penelitian Bambusa telah melakukan kegiatan penelitian berupa analisis struktur vegetasi dan asosiasi hutan bambu Blok Pancur di Taman Nasional Alas Purwo pada tanggal 12 Juli 2024 hingga 13 Juli 2024. Judul penelitian kelompok penelitian ini adalah “Struktur Vegetasi dan Asosiasi Hutan Bambu Sadengan-Pancur, Taman Nasional Alas Purwo.” Sesuai judulnya, penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui struktur vegetasi dan bentuk asosiasi yang dihasilkan antar spesies bambu di Taman Nasional Alas Purwo. Manfaat dari penelitian tersebut adalah data yang berguna untuk penelitian yang lebih lanjut dan informasi untuk melakukan kegiatan konservasi hutan bambu. Kelompok penelitian Bambusa sendiri merupakan kelompok yang berasal dari kelompok studi Botani, prodi biologi Unair. Kelompok penelitian Bambusa terdiri atas tiga belas mahasiswa biologi Unair yang dibimbing oleh dosen pembimbing dan dosen lapangan. Adapun kelompok penelitian Bambusa dibentuk didasarkan oleh agenda tahunan kegiatan Himpunan Mahasiswa Biologi Unair berupa P3L 2024.
P3L ALAS PURWO
Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Airlangga memiliki agenda riset dan inovasi tahunan yang disebut Pelatihan dan Pengembangan Penelitian Lapangan atau P3L. Tahun ini, Himpunan Mahasiswa Biologi Unair menyelenggarakan P3L di Taman Nasional Alas Purwo. Terdapat enam kelompok studi yang berpartisipasi dalam kegiatan P3L dengan topik penelitian yang beragam, salah satunya adalah kelompok penelitian Bambusa. Pemilihan Taman Nasional Alas Purwo sebagai lokasi diselenggarakannya P3L karena memiliki biodiversitas yang tinggi dan mampu dieksplorasi lebih jauh lagi. Taman Nasional Alas Purwo memiliki keberagaman vegetasi seperti hutan mangrove, savanna, hutan rimba, dan hutan bambu. Vegetasi penyusun Taman Nasional Alas Purwo tersebut memiliki peran ekologis yang penting sebagai konservasi makhluk hidup didalamnya dan menjadi relung habitat penting bagi ekosistem.
KEGIATAN PENELITIAN
Kelompok Penelitian Bambusa melakukan kegiatan penelitian selama dua hari pada dua lokasi yang berbeda, yaitu Hutan bambu dekat Pantai Pancur pada tanggal 12 Juli 2024 dan Hutan Bambu dekat Savanna Sadengan pada tanggal 13 Juli 2024. Meskipun pada dua lokasi yang berbeda, lokasi tersebut masih dalam satu kawasan Blok Pancur. Penelitian tersebut menggunakan metode transek sabuk ganda dengan ukuran 20×100 m2 dengan jumlah transek masing-masing lokasi berjumlah dua transek, sehingga terdapat empat transek sabuk ganda yang telah digunakan dalam melakukan analisis struktur vegetasi dan asosiasi hutan bambu.
Data yang diambil berupa analisis vegetasi dan identifikasi spesies bambu. Selain itu, terdapat data parameter fisik kimia yang diambil seperti intensitas cahaya, kelembaban udara, pH tanah, dan salinitas air untuk mengetahui kesesuaian kondisi habitat yang berpengaruh dalam struktur vegetasi hutan bambu tersebut. Terdapat rintangan dalam mengambil data lapangan karena jumlah buluh bambu yang banyak, terdapat modifikasi organ bambu seperti duri yang menghambat pengambilan data, dan kesulitan dalam mobilisasi serta komunikasi karena hutan bambu yang cukup rimbun
Hasil penelitian dari kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Penelitian Lapangan akan diseminarkan dan dipublikasi berupa artikel atau jurnal. Harapan bagi kelompok penelitian Bambusa adalah mampu memberikan hasil analisis dengan baik dan bermanfaat bagi pihak Taman Nasional Alas Purwo, Universitas Airlangga, dan peneliti-peneliti di Indonesia. Harapan besar lainnya adalah hasil publikasi penelitian kelompok ini mampu memberikan kontribusi yang besar dan membawa nama baik program studi biologi di bidang penelitian alam.